
John C. Maxwell berhasil mengidentifikasi Alasan-Alasan Manusia Enggan Untuk Berubah. Berikut ini adalah penjelasannya.
1. Perubahan itu bukan datang dari orang tersebut
Kebanyakan   sikap kita terhadap perubahan lebih ditentukan oleh "Apakah saya yang   memeloporinya" atau "Orang lain yang memeloporinya".
John C. Maxwell
2. Gangguan Terhadap Rutinitas
Pertama-tama   kita membentuk habit. Tapi kemudian habit akan membentuk kita. Untuk   berubah kita harus punya kemampuan belajar dua hal sekaligus, satu,   belajar membuang kebiasaan kebiasaan lama (To Unlearn) dan dua,   mengadopsi atau belajar (to learn) tentang hal-hal yang baru.
3. Perubahan Menimbulkan Ketakutan-ketakutan terhadap Sesuatu yang Baru
Kebanyakan   kita lebih familier dengan masalah-masalah lama ketimbang  solusi-solusi  baru. Ketika segala sesuatu berubah, memasuki dunia baru  dapat  diibaratkan bagai masuk hutan yang gelap tanpa petunjuk jalan,  peta dan  kompas. Bahkan disana tak ada pernghuni sama sekali. Untuk  menghadapi  perubahan, adakalanya Anda wajib meruntuhkan seluruh  bnagunan lama yang  sudah ada disana. Bukan sekedar menempelkan  bangunan-bangunan baru di  sekitar gedung lama.
4. Tujuan Perubahan Tidak Jelas
Ketika   suatu keputusan dibuat, semakin jauh seorang karyawan mendengarnya  dari  pengambil keputusan maka semakin besar pula keenganan untuk   menerimanya. Perubahan selalu melibatkan visi, yang artinya "ada sesuatu   yang dapat dilihat seseorang", sementara yang lainnya belum tentu  mampu  melihatnya. Tugas Anda adalah membuat agar apa yang Anda lihat  itu  dapat juga dilihat dengan jelas oleh orang-orang Anda.
"Ngapain   sih yang sudah bagus-bagus dan enak kok diubah lagi?" Orang-orang yang   bergumam demikian biasanya belum bisa melihat apa yang Anda lihat.   Mungkin mereka melihatnya, tetapi masih samar-samar, dan cara melihat   atau perspektifnya tidak sama.
Untuk   membuat mereka jelas maka idealnya semua orang harus menerima  informasi  dari Tangan Pertama. Dengan begitu, mereka lebih familiar dan  lebih  nyaman. Selalu saja terdapat perbedaan "rasa" melihat dari  tangan  pertama dengan melihat dari tangan kedua atau ketiga. Maka  usahakanlah  memberikan "First hand Information" kepada mereka yang Anda  angap  penting dalam perubahan ini.
5. Perubahan Menimbulkan Rasa Takut Kegagalan
Banyak   orang yang memilih untuk sekedar bermain agar "jangan sampai   kehilangan" (Play to not-lose) daripada "bermain untuk menang" (Play to   win). Kedua sikap ini tentu berbeda. Orang-orang yang masuk dalam   kategori pertama cenderung menghindari resiko. Mereka ibaratnya menjaga   anaknya dengan penuh hati-hati saat sedang belajar naik sepeda. Mereka   tak memperbolehkan anaknya jatuh dari sepeda meski jatuh itu akan   membuatnya lebih berhati-hati. Kalau sekolah, prinsipnya adalah "yang   penting lulus saja" atau "yang penting tidak drop out". Orang-orang ini   berbeda dengan kelompok kedua yang cenderung lebh berani dalam   menghadapi kegagalan. Bagi mereka "kegagalan adalah Ibu dari Penemuan".   Dengan kegagalan mereka menjadi lebih berani menghadapi hidup.
6. Pengorbanan yang Diberikan Terlalu Besar
"Pengorbanan"   sering kali bukan merupakan cerminan dari sesuatu yang terjadi   sesungguhnya, melainkan cerminan dari apa yang dipikirkan seseorang.   Dengan kata lain, persepsi terhadap perubahanlah yang membentuk   pandangan-pandangan seseorang. Manusia pada dasarnya enggan menerima   suatu perubahan manakala ia mempunyai persepsi bahwa pengorbanan yang   harus diberikan lebih besar daripada manfaat yang akan diterimanya.
Manusia   selalu menimbang-nimbang hubungan antara manfaat/mudarat,   keuntungan/kerugian personal yang akan dialami, dan tentu saja   manfaat/kerugian organisasi/bangsanya. Untuk mendorong perubahan   dibutuhkan keyakinan bahwa manfaat yang akan diterima lebih besar   daripada pengorbanan-pengorbanan yang harus diberikan.
7. Sudah Puas dengan Kondisi Sekarang
Suatu   ketika manusia akan mengalami atau memasuki zona kenyamanan (Comfort   Zone) dan memeluk erat-erat selimut kenyamanan (security blanket)-nya.   Hampir setiap kanak-kanak punya selimut tersebut. Tak ada cara lain   untuk mengubah manusia kecuali membuatnya sadar dengan ia sendiri yang   mengubahnya. Dalam pekerjaan, bisnis, atau pemerintahan, sebetulnya   sikap manusia sama saja. Kebanyakan kita lebih memilih untuk mati   daripada berubah. Kita biarkan semua berjalan seperti sebelumnya,   walaupun kita sudah menuju pada jurang kehancuran. Orang-orang dewasa   suatu ketika juga akan memasuki zona kenyamanan itu dan memeluk   erat-erat selimut rasa amannya. Mereka bahkan enggan melepaskannya.   Selama manusia sudah merasa puas dan nyaman, perubahan akan sulit   diwujudkan.
8. Pikiran-pikiran Negatif
Mereka   yang berpikiran negatif akan menghadapi kekecewaan di masa depannya.   Perubahan tentu saja akan sulit dilakukan selama orang-orang punya   pikiran negatif. Orang-orang yang berpikiran negatif akan selalu mencari   argumentasi bahwa perubahan yang dilakukan salah dan menyimpang.   Orang-orang yang berpikiran negatif akan selalu menciptakan   halangan-halangan dan tentu saja dapat Anda temui dimanapun Anda berada.   Tapi hukum alam mengatakan, mereka yang tidak mau berubah akan menemui   kesulitannya sendiri.
9. Para Pengikut Tak Punya Respek Pada Pemimpinnya
Pemimpin   bisa gagal melakukan perubahan kalau pengikut-pengikutnya kurang   respek. Tanpa Integritas, seorang pemimpin tak akan dituruti,   kata-katanya tak akan bertuah.
10. Kecemasan Seorang Atasan
Kecemasan   bukan hanya ada di bawah, melainkan juga di atas. Banyak kegagalan   organisasi yang juga disebabkan oleh persoalan di line atas, yaitu   atasan-atasan yang tidak kompak, saling menyalahkan dan cemas terhadap   perubahan yang telah mereka canangkan sendiri. Mereka ingin berubah,   tetapi tidak mau menerima akibat-akibat negatifnya, seperti kritik   pedas, demo karyawan, surat kaleng, salah arah, kehilangan   tunjangan-tunjangan, atau kehilangan jabatan. Mereka kadang menganggap   kritik sebagai serangan terhadap hidup pribadinya, bukan sebagai cambuk   untuk perbaikan.
11. Perubahan Bisa Berarti Kehilangan Sesuatu
Dalam   setiap perubahan, orang selalu menimbang-nimbang apa yang bakal  terjadi  pada hidup pribadinya. Setidaknya ada tiga kelompok yang  berbeda dalam  menerima akibatnya...
(1). Mereka yang dirugikan
(2). Mereka yang tidak banyak terpengaruh dan
(3). Mereka yang bakal diuntungkan
Mereka   yang merasa akan menjadi korban atau harus lebih banyak berkorban  jelas  akan sangat merasa diperlakukan tidak adil, dan tentu saja  menghambat  perubahan. Maka, sekecil apapun, cobalah menghindari  perlakuan-perlakuan  kurang adil dalam perubahan. Setiap pihak harus  diupayakan menerima  efek perubahan dengan porsi yang sama.
tetep hargai sumber:http://www.smartnewz.info
 
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar